Selasa, 16 Juni 2015

Reportase Event Lamongan Tempo Doloe, Menyajikan Berbagai Makanan Tradisional

    
NASI KANCIL IWAK SEGORO (IDR 2.500 EWU)

      Memperingati Hari Jadi Kota Lamongan (HJL) ke-446 tahun, yang bertepatan dengan tanggal 26 Mei 2015, kota ini belum berhenti dalam menyelenggarakan event. Banyaknya agenda acara yang dilakasanakan pun membuat antusias warga mengikuti semua acara tersebut. Di antara rentetan acara tersebut adalah; Pemilihan Yak Yuk Lamongan, Parade budaya, Lomba Fotografi, dan lain sebagainya. Nah, event yang terkahir diselenggarakan dalam tahun ini adalah; Lamongan Tempo Doloe (LTD). Event ini dilaksanakan sejak tanggal 11 Juni 2015 sampai Sabtu malam 13 Juni 2015. Yang mana acara ini dibanjiri dengan pengunjung dari pelbagai daerah. Warga pun menyukai acara ini karena, LTD ini hanya diselenggrakan setiap satu tahun sekali. LTD inipun dipenuhi oleh stand-stand dari pelbagai UKM, perkantoran, komunitas, dinas-dinas yang ada di Lamongan, dan lain sebagainya. Adapun puluhan peserta yang berpartisipasi dalam LTD ini; dari Kesertariatan DPRD, Gabungan Satpol PP, Hotel Mahkota, Fotografer Lamongan, Warung-warung kecil milik warga, dan lain-lain.
 
NOGOSARI DAN KAWAN-KAWANNYA
JEMBLEM
ALAT PENGGILING JAGUNG UNTUK NASI JAGUNG
SEREBEH ATAU SERABI (IDR 1000 EWU)

     Semua yang ada di sini adalah berbau vintage atau sesuatu yang ada di era 60-an. Mulai baju yang dikenakan peserta, makanan dan minuman tradisional yang dijual, stand-stand yang didirikan, sampai lagu-lagu yang ditembangkan. Adapun makanan tradisional yang ada di sini, yaitu; Serebeh (Serabi), Cenil, Jongkong, Kucur, Nogosari, Jemblem, Nasi Kancil, Nasi Jagung, dan masih banyak lagi makanan tradisional yang dijual di LTD ini. Minuman tradisional pun ada sini, yaitu; Dawet, Beras Kencur, dan jamu yang lainnya. Apalagi di penjual serebeh, pengunjung rela antre panjang demi membeli serebeh yang masih hangat. Harga serebeh ini terkenal murah, hanya dengan 1000 rupiah bisa mencicipi satu porsi, rasanya pun gurih dan lezat pastinya. Maka dari itu, pengunjung rela uwel-uwel-an demi mendapatkan serebeh ini. Bukan hanya itu, di sini juga ada alat tradisional untung menggiling jagung, yang mana dapat membuat nasi jagung. Alat ini digunakan sejak tahun 1897. Kemungkinan alat digunakan hanya di desa-desa terpencil saja. Karena, pada umumnya di era modern ini banyak yang sudah menggunakan alat penggilingan yang canggih. Sembari alat ini memutar, dan menggiling jagung. 


Salam, Resep Nusantara ^ ^

 

0 komentar